pencarian info

Loading

Selasa, 20 Desember 2011

HIV/AIDS DAN CARA PENULARAN

HIV/AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV; atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
HIV dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.

Cara-cara Penularan
- Darah
Contoh : Tranfusi darah, terkena darah hiv+ pada kulit yang terluka, terkena darah menstruasi pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb
- Cairan Semen, Air Mani, Sperma dan Peju Pria
Contoh : Laki-laki berhubungan badan tanpa kondom atau pengaman lainnya, oral seks, dsb.
- Cairan Vagina pada Perempuan
Contoh : Wanita berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral seks, dll.
- Air Susu Ibu / ASI
Contoh : Bayi minum asi dari wanita hiv+, Laki-laki meminum susu asi pasangannya, dan lain sebagainya.
Cairan Tubuh yang tidak mengandung Virus HIV pada penderita HIV+ :
- Air liur / air ludah / saliva
- Feses / kotoran / tokai / bab / tinja
- Air mata
- Air keringat
- Air seni / air kencing / air pipis / urin / urine
Tambahan :
Jangan mengucilkan dan menjauhi penderita HIV karena mereka membutuhkan bantuan dan dukungan agar bisa melanjutkan hidup tanpa banyak beban dan berpulang ke rahmatullah dengan ikhlas.

Selasa, 13 Desember 2011

TEORI KING


  King mengidentifikasi sistem yang dinamis dalam tiga sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic Interacting Systems, meliputi: Personal systems (individuals), interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll) ,

                            Dynamic Interacting System




.   Sistem personal 
Adalah individu atau pasien yang dilihat sebagai sistem terbuka, mampu berinteraksi, mengubah energi, dan informasi dengan lingkungannya. Sistem personal dapat dipahami dengan memperhatikan konsep berinteraksi yaitu: persepsi, diri, tumbang, waktu, ruang, dan jarak
 Sistem interpersonal
Adalah dua atau lebih individu atau grup yang berinteraksi. Interaksi ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh konsep tentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi, stress, koping.
c.    Sistem sosial
Merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatan lingkungan. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat, interaksi, persepsi, dan kesehatan.

Sabtu, 10 Desember 2011

JEAN WATSON

KONSEP CARING MENURUT WATSON
Dr. Watson adalah seorang sarjana keperawatan Amerika yang lahir di West Virginia dan sekarang tinggal di Boulder, Colorado sejak tahun 1962. Dari University of Colorado, ia meraih gelar sarjana di keperawatan dan psikologi, gelar master di keperawatan kesehatan mental-kejiwaan, dan terus mendapatkan gelar Ph.D dalam psikologi pendidikan dan konseling. Sekarang ini Dr. Jean Watson adalah seorang Profesor yang membedakan keperawatan dan sebagai ketua Caring Science di University of Colorado, Sekolah Keperawatan dan merupakan pendiri Center for Human Caring di Colorado. Dia merupakan anggota dari Amecican Academy of  Nursing yang telah menerima penghargaan nasional dan internasional. Dia telah menerbitkan berbagai karya yang menjelaskan filsafat dan teori kepedulian manusia, yang dipelajari oleh perawat di berbagai belahan dunia. Dasar dari teori keperawatan Jean Watson di terbitkan pada tahun 1979 di keperawatan yaitu ”The Philosphy and Science of Caring”. Pada tahun 1988, teorinya diumumkan dalam "nursing: Human Science and Human Care”. Postmodern Nursing and Beyond (1999). Assessing and Measuring Caring in Nursing and Health Sciences (2002). Watson berpendapat bahwa fokus utama dalam keperawatan ada di faktor carative. Dia percaya bahwa bagi perawat untuk mengembangkan filsafat humanistik dan sistem nilai, seorang liberal dengan latar belakang seni yang kuat diperlukan. Sistem filsafat dan nilai memberikan fondasi yang kokoh bagi science of caring.
Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan. Dalam hal ini caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa respon setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam praktik keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada klien. Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen untuk memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu dalam menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik keperawatan.
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan Human Caring TheoryTolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Jean Watson, 1985 (dalam B. Talento, 1995) membagi kebutuhan dasar manusia dalam dua peringkat utama, yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs) dan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order needs). 
Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu upaya kompleks manusia untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang dalam konteksnya terhadap kebutuhan lain dan semuanya dianggap penting. Kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup  yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi, kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebuthan seksualitas; kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan intrapersonal dan interpersonal (kebutuhan aktualisasi diri).
Berdasarkan kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan.
J.W dalam memahami konsep keperawatan, terkenal dengan teori pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan JW ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Teori JW ini memahami bahwa manusia memiliki Empat cabang kebutuhan yang saling berhubungan, diantaraanya:
  1. Kebutuhan Dasar Biofisikal (Kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan Makan dan Cairan, Kebutuhan Eliminasi, dan Kebutuhan Ventilasi
  2. Kebutuhan Dasar Psikofisikal (Kebutuhan Funsional) yang meliputi Kebutuhan Aktifitas dan Istirahat, serta Kebutuhan Sexualitas.
  3. Kebutuhan dasar Psikososial (Kebutuhan untuk Integrasi) yang meliputi Kebutuhan untuk Berprestasi dan Berorganisasi
  4. Kebutuhan dasar Intrapersonal dan Interpersonal (Kebutuhan untuk Pengembangan) yaitu Kebutuhan Aktualisasi Diri.


Skema Kebutuhan Dasar menurut J.Watson

J.Watson 
 

Minggu, 04 Desember 2011

HILDEGARD E.PEPLAU


KONSEP KEPERAWATAN PEPLAU
Teori Peplau(1952) berfokus pada individu,perawat dan proses interaktif, yang meng hasilakan hubungan antara perawat dan klien.Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaaan dankeperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik.
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup empat komponen sentral yaitu klien,perawat,masalah kecemasaan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan) dan proses interpersonal.
1)      KLIEN
Sistem  yang berkembang terdiri dari karekteristik biokimia,fisiologis,interpersonal dan kebutuhan serta sellu berupayah memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar pengalaman.klien adalah subjek yang langsung dipengaruhi oleh adanya proses interpersonal
2)      PERAWAT
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses intekrasi interpersonal dengan pasien yangbersifat partisipatif sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadikan tujuan.hal ini berarti dalam hubungannya dengan pasien,perawat,berperan sebagai kerja pendidik,narasumber,pengasuh pengganti,pemimpin,dan konselor sesuai dengan faseproses interpersonal.
Pendidikan/pematangan tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan yang progresif dan kepribadian seorang dalam berkreasi,membangun,menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat.
Perawatan mempunyai enam peran:
1.       Mitra kerja berbagi ras hormat dan minat yang positif pada pasienperawat menghadapi seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru.sebagai mitra kerja,Hubungan P-K merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama yang harmonis atas kemitraan sehingga peril dibina rasa saling percaya saling mengasihi dan menghargai.
2.       Narasumber (resource person)memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang memerlukan bantuan.perawat mapu memberikan informasi yang akurat.
3.       Pendidik (teacher)merupakan kombinasi dari semua peran yang lain.Perawwat harus berupayh memberikan pendidikan,pelatihan dan bimbingan pada klien dan keluarga terutama dalam mengatasi masalah/kesehatan.
4.       Pemimpin(leader ship) mengembangan hubungan yang demokrasi sebagai merangsang individu untuk berperan
5.       Pengasuh pengganti(surrogate) membantu individu belajar tenjtang keunikan tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal.
6.       Konselor meningkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehatyaitu kehidupan yang kreatif,konstruktif dan produktif.
3)      SUMBER KESULITAN
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan psikologi dan biologi individu.Dalam model peplau ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit.,Dalam keaadaan sakit biasanya tingkait ansietas meningkat oleh karena itu perwat pada saat ini harus mengkaji tingkay ansietas klien.Berkurangnya ansietas menunjukan bahwa kondisi klien semakin membaik. D.PROSES INTERPERSONAL
                Dalam ilmu komunikasi proeses interperspnal didefenisikan sebagai proses intekrasi secara simultan dengan orang lain saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.dengan tujuan untuk membina suatu hubunganProses interpersonal yang dimaksud antara perawat  dan klien ini menggambarkan metode transpormasi energy atau ansietas klien oleh perwat terdiri dari empat fase yaitu:
A.Fase Orientasi
                lebih di fokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersedian bantuan dan rasa percay terhadapkemampuan perwat unrtuk berperan sertasecara efektif dalam pemberian askep.Fase orientasi ini di mana perawat dan klien melakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data.
B.Fase Identifikasi
                Terjadi ketika perawat memfasilitaskan ekspresi perilaku pasien mdan menberikan asuhan keperwatan yang tanpa penolakan diri perawatmemungkinkan pengalaman menderita sakit sebagai suatu kesempatan untuk mengoroentasikankembali perasaan dan mnenguatklan bagian yang positif dan kepribadian pasien.respon pasien pada fase ini
a.       Partisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat
b.      Individu mandiri terpisah dari perawat
c.       Individu yang tidak berdaya dan sangat bergantung pada perawat
C.Fase  Eksplorasi
Memungkinkan suatu situasi dimana klien dapat merasakan nilai hubungan sesuai pandangan atau persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses interpersonal. membantuklien dalam member gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
D.Fase Resolusi
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat.Revolusi ini memungkinkan penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energy ke arah realisasi potensi.
KESIMPULAN
          Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif (Peplau, 1952) yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien (Torres, 1986). Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujun keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan unutuk membantu klien mencapai kemantapan pengembangan kepribadian (Chinn dan Jacobs, 1995). Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dank lien dimana perawat bertugas sebagai nara sumber, konselor, dan wali.
                Seperti yang kita ketahui bahwa manusia dipandang sebagai sistem holistik yang terdiri dari bio-psiko-sosial-spiritual. Pada teori Peplau ini mempunyai kelemahan yaitu lebih menitikberatkan pada keperawatan jiwa, hal ini dapat dibuktikan pada gagasan Peplau yang dikembangkan pada pemantapan pengembangan kepribadian.

Kamis, 01 Desember 2011

INSOMNIA

Insomnia adalah kesukaran untuk memulai tidur ataupun mempertahankan tidur ( susah tidur ). Biasanya kesulitan tidur ini disebabkan oleh gangguan didalam waktu dan mekanisme tidur, hal ini biasanya diperberat dengan perilaku yang tidak sehat, seperti tidak teratur jam tidur, seringnya begadang dan kebiasaan mengkonsumsi sesuatu yang mengandung kafein seperti kopi dan juga rokok dapat menyebabkan susah tidur.
Tidak sedikit kiat-kiat lama yang masih digunkan untuk mengurangi insomnia, dan cara-cara itu masih dapat bekerja dengan baik. Bila lain kali Anda menemukan diri Anda tidak bisa tidur , cobalah cara-cara yang sudah terbukti ampuh berikut ini :


  1. Hindari kafein dalam segala bentuk setelah makan siang (kopi,the,coklat,cola dan beberapa minuman ringan  lainnya yang mengandung stimulan ini, begitu pula obat-obatan yang dijual bebas atau harus ditebus dengan resep dokter, periksalah label komposisinya). Ini adalah hal terakhir yang dibutuhkan olah imsomniak sukar tidur.
  2. Jangan tidur siang, betapapun ngantuknya Anda. (tidur siang mengurangi kwalitas tidur malam)
  3. Mandilah yang lama dan senyaman mungkin dengan air hangat  sebelum berangkat tidur. (cara ini dapat menurunkan ketegangan otot-otot tubuh, sehingga Anda dapat rilek betul sebelum tidur).
  4. Bacalah buku atau lakukan sesuatu secara berulang-ulang aktivitas Anda yang membosankan, seperti menjahit. Cobalah untuk tidak menonton televisi atau mendengarkan radio. Gangguan seperti ini akan meminta perhatian Anda dan menyebabkan terus terjaga.
  5. Aturlah  ruang tidur senyaman mungkin. Ciptakan suasana yang tenang dan gelap. Gunakanlah bantal atau selimut yang bersih dan segar dan jaga suhu ruangan senyaman mungkin (jangan terlalu panas atau dingin).
  6. Hilangkan semua kecemasan ketika tidur . jangan biarkan diri Anda memikirkan kesalahan yang telah Anda perbuat tadi siang. Sekarang Anda sedang tidak bekerja. Maksudnya adalah mengkaitkan dipan atau kasur dengan tidur.
  7. Menghitung secara perlahan serupa dengan aktivitas hipnotis. Dengan membayangkan citra monoton yang terus menerus, mungkin akan membuat Anda bosan dan akhirnya dapat tidur
  8. Langkah yang tidak kalah pentingnya adalah dengan terapi refleksi yang dapat mengendorkan ketegangan akibat rutinitas dan telah terbukti mampu mengobati imsomnia kronis.